Kerajaan Kanjuruhan, Sejarah Singkat

ristiancandra.blogspot.com
Kerajaan Kanjuruhan
Berdiri pada abad ke 6 Masehi di antara Sungai Brantas dan Sungai Metro, di lereng sebelah timur Gunung Kawi.
Di dataran yang sekarang bernama Dinoyo, Merjosari, Tlogomas, dan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.


Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo yang ditulis pada tahun 682 saka atau tahun 760 M. Disebutkan seorang Raja yang bernama Dewa Singha, memerintah keratonnya yang amat besar yang disucikan oleh api Sang Siwa. Raja Dewa Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang setelah memerintah menggantikan ayahnya menjadi raja bergelar Gajayana.

Pada masa pemerintahan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat, baik pemerintahan, sosial, ekonomi maupun seni budayanya. Dengan sekalian para pembesar negeri dan segenap rakyatnya, Raja Gajayana membuat tempat suci pemujaan yang sangat bagus guna memuliakan Resi Agastya. Sang raja juga menyuruh membuat arca sang Resi Agastya dari batu hitam yang sangat elok, sebagai pengganti arca Resi Agastya yang dibuat dari kayu oleh nenek Raja Gajayana. Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri, yang diberi nama Uttejana. Seorang putri kerajaan pewaris tahta Kerajaan Kanjuruhan. Ketika dewasa, ia dijodohkan dengan seorang pangeran dari Paradeh bernama Pangeran Jananiya. Akhirnya Pangeran Jananiya bersama Permaisuri Uttejana, memerintah Kerajaan Kahuripan warisan ayahnya ketika sang Raja Gajayana meninggal.

Pada sekitar tahun 847 Masehi, Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah yang diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan Dyah Saladu, melakukan perluasan ke Pulau Jawa bagian timur, tanpa peperangan. Hal ini praktis membuat Kerajaan Kanjuruhan dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Walaupun demikian Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di daerahnya. Hanya setiap tahun harus melapor ke pemerintahan pusat. Di dalam struktur pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno zaman Raja Balitung, Raja Kerajaan Kanjuruhan lebih dikenal dengan sebutan Rakryan Kanuruhan, artinya “Penguasa daerah” di Kanuruhan. Kanuruhan sendiri diartikan perubahan bunyi dari kata Kanjuruhan.

Daerah kekuasaan Rakryan Kanuruhan disebut Watak Kanuruhan. Watak adalah suatu wilayah yang luas, yang membawahi berpuluh-puluh wanua (desa). Jadi mungkin daerah watak itu dapat ditentukan hampir sama setingkat kabupaten. Dengan demikian Watak Kanuruhan membawahi wanua-wanua (desa-desa) yang terhampar seluas lereng sebelah timur Gunung Kawi sampai lereng barat Pegunungan Tengger-Semeru ke selatan hingga pantai selatan Pulau Jawa.
Dari sekian data nama-nama desa (wanua) yang berada di wilayah (watak) Kanuruhan menurut sumber tertulis berupa prasasti yang ditemukan disekitar kota Malang adalah sebagai berikut :

  • Daerah Balingawan (sekarang Desa Mangliawan Kecamatan Pakis),
  • Daerah Turryan (sekarang Desa Turen Kecamatan Turen),
  • Daerah Tugaran (sekarang Dukuh Tegaron Kelurahan Lesanpuro),
  • Daerah Kabalon (sekarang Dukuh Kabalon Cemarakandang),
  • Daerah Panawijyan (sekarang Kelurahan Palowijen Kecamatan Blimbing),
  • Daerah Bunulrejo (yang dulu bukan bernama Desa Bunulrejo pada zaman Kerajaan Kanjuruhan),
dan daerah-daerah di sekitar Malang barat seperti : Wurandungan (sekarang Dukuh Kelandungan – Landungsari), Karuman, Merjosari, Dinoyo, Ketawanggede, yang di dalam beberapa prasasti disebut-sebut sebagai daerah tempat gugusan kahyangan (bangunan candi) di dalam wilayah/kota Kanuruhan.

Peninggalan dari Kerajaan kahuripan yang masih bisa dilihat sampai sekarang di kota Malang adalah Candi Badut dan Candi Wurung.

Secara turun-temurun Kerajaan Kanjuruhan diperintah oleh raja-raja keturunan Raja Dewa Singha. Semua raja itu terkenal akan kebijaksanaan, keadilan, serta kemurahan hatinya. Rakyat Kanjuruhan pun mencintai rajanya. Dengan demikian rakyat hidup aman, tenteram, dan terhindar dari malapetaka. serta upaya pemberontakan.


⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧⇧

Comments

  1. jadi tempat wisata gx sob ?

    ReplyDelete
  2. Yang jelas jadi tempat wisata y Candi Badut nya Sobat.. Cuman skrg tinggal pondasinya ja kira2 tinggi 2mtr, kalo daerah2 yang disebut diatas dah penuh ama penduduk, daerah dinoyo jadi Areal kampus d kota Malang...
    Happy Blogging...

    ReplyDelete
  3. Anonymous11:35 pm

    Ealah baru tahu aku kalo Kanjuruhan tu nama kerajaan,, tak pikir dulu kanjuruhan tu cuma nama Universitas ama nama Stadion aja,,
    Thanks sob infonya,, nambah pengetahuan ane selaku anak Nukus Malang,,

    ~My Blog~

    ReplyDelete
  4. Sobat @ [MechaniZer Blog] :
    thanks dah ngikut nyimak disini..
    Waaah Ayas Genaro Ngalam pisan lho Sam..
    Salam Satoe Djiwa..
    Happy Blogging

    ReplyDelete
  5. ini informasi sejarah yang menarik sob.
    banyak pelajar yg ga begitu tau masalah sejarah..
    semoga bermanfaat buat para blogger yang baca ini sob..
    salam satu jiwa..

    ReplyDelete
  6. Sobat @ Outbound d Mlg :
    Thanks atas kehadiran nya disini, memang masih bauanyak peninggalan Budaya Nusantara di sekitar qta yang dewasa ini terabaikan begitu saja, dengan sarana Blogging ini meskipun secuil saya juga berharap membawa spirit positif tentang upaya pelestarian Budaya qta..

    Happy Blogging Sobat.....

    ReplyDelete

Post a Comment

~Welcome To Do Follow Blog~
Terima Kasih telah berkunjung dan membaca Artikel ini, Silahkan :
✍ Berikan Komentar sesuai atau relevan dengan isi atau topik Artikel yang dibahas.
✍ Komentar yang terdeteksi SPAM dengan terpaksa akan dihapus.

Popular posts from this blog

Mengenal Tokoh Karakter dalam The Avengers Movie 2012

Panduan Lengkap Membuat Guest Book dengan Cbox

Gayus "baru" muncul di Lapas Sidoarjo JawaTimur